Sabtu, 08 Desember 2018

TEKNIK RADIOGRAFI THORACAL


TEKNIK RADIOGRAFICOLUMNA  VERTEBRAE THORACAL

1.AP(antero-posterior)
}Film :    35x43 cm atau 30x40 cm,   memanjang dibagi 2, Grid / Bucky
}Posisi Pasien : 
  Pasien diatur dalam posisi tidur telentang (supine) atau berdiri tegak.
  Bila pasien dalam posisi supine, letakkan bantal di bawah kepala pasien, untuk mengurangi lengkung kifosis punggung.
Posisi Objek:

}MSP tubuh diatur pada pertengahan meja pemeriksaan.
}Lengan lurus di samping tubuh, kedua bahu diatur sama tinggi dan simetris.
}Bila pasien dalam posisi supine, hip joint (sendi panggul) dan knee joint (sendi lutut) ditekuk (fleksio) untuk mengurangi lengkung kifosis punggung sehingga punggung pasien menempel pada meja pemeriksaan.
}Bila pasien dalam posisi supine, kedua tungkai atas (femur) diatur dalam posisi vertikal, dan diimobilisasi dengan kantung pasir (sand bag).  Bila kaki pasien tidak dapat ditekuk, di bawah sendi lutut diberi pengganjal untuk mengurangi ketegangan otot punggung.  Pedis diatur sedikit inversi.
}Bila pasien dalam posisi berdiri tegak, berat badan didistribusi seimbang pada kedua kaki untuk menghindari rotasi pada columna vertebra.
}Bila kedua kaki pasien tidak sama panjang (pada posisi tegak), diberikan pengganjal pada kaki yang lebih pendek sehingga kedua kaki sama tinggi.
}Pertengahan film diatur setinggi vertebra thoracal ke-7.  Tergantung pada postur tubuh pasien, titik lokalisir pada bagian anterior setinggi 3-4 inci di bawah incisura jugularis (incisura sternalis), atau tepi atas film diatur pada 1 ½ - 2 inci (4-5 cm) di bawah bahu.
CP/CR
}Sinar diarahkan pada MSP tubuh setinggi Th6 - 7, pada bagian bagian anterior kurang lebih setinggi 3-4 inci di bawah incisura jugularis (incisura sternalis).
Kriteria
}Tampak profil antero-posterior vertebra thoracal beserta struktur di sekelilingnya.
}Diskus intervertebralis thoracalis tidak tampak jelas, kecuali bila jarak tabung-film (SID: Source Film Distance) diatur sehingga arah sinar tegak lurus dengan lengkung thoracal.
}Ke-12 vertebra thoracal tampak.
}Bila perlu dibuat 2 proyeksi untuk melihat thoracal bagian atas dan thoracal bagian bawah (karena perbedaaan ketebalan tubuh bagian bawah thoraks dan bagian atas thoraks).
}Kolimasi dibatasi secukupnya sehingga radiasi hambur yang diterima film menurun.
}Processus spinosus tampak pada pertengahan objek.
}Columna vertebra tampak di pertengahan film. 


2. Proyeksi Lateral
Film :    35x43 cm atau 30x40 cm,   memanjang dibagi 2
Posisi Pasien :  
}Pasien diatur dalam posisi true lateral baik berdiri tegak atau tidur, untuk posisi tidur sebaiknya lateral kiri sehingga bayangan jantung tidak mengganggu hasil radiograf.
}Oppenheimer” merekomendasikan posisi tegak/orthostatic untuk menghasilkan posisi fisiologis pasien. Pasien berdiri dalam posisi normal, tidak dipaksa untuk melakukan posisi tertentu, misalnya dipaksa untuk meluruskan punggung supaya collumna vertebra lurus.
}Sebaiknya pasien memakai baju pasien dengan punggung dibiarkan terbuka untuk memudahkan pengaturan posisi.
POSISI RECUMBENT
}Pasien berbaring miring, letakkan pengganjal/bantal di bawah kepala sehingga MSP tubuh benar-benar horisontal
}Kedua tungkai dan kaki bertumpuk dan ditekuk sehingga pasien nyaman.
}Mid axillary line tubuh pada pertengahan meja/kaset.
}Lutut diganjal sehingga sejajar dengan hip, kedua lutut benar-benar superimposisi sehingga pelvis tidak rotasi.
}Kedua lengan lurus di depan tubuh, sehingga bayangan costae tidak menutupi gambaran foramen intervertebralis, dengan mengatur kedua lengan tegak lurus sumbu panjang tubuh diharapkan akan tampak jelas gambaran vertebrae sebelah distal sampai dengan setinggi glenohumeral joint. Pengaturan lengan yang tidak tegak lurus sumbu panjang tubuh akan menarik scapula ke posterior sehingga bayangannya akan menghalangi gambaran vertebra thoracal bagian atas.
}Letakkan pengganjal radiolucent pada regio thoracal terbawah, letak pengganjal diatur sehingga sumbu panjang vertebrae benar-benar horisontal.
}Bila regio thoracal terbawah tidak diganjal arah sinar disudutkan sehingga tegak lurus dengan sumbu panjang vertebrae. Besar penyudutan antara 100-150 ke arah kepala (cephalad/cranial/superior).
}Bila diperlukan dapat dipakai band penekan (compression bandage) pada bagian pelvis setinggi area trochanter.
}Eksposi dilakukan pada saat ekspirasi dan tahan nafas.

POSISI TEGAK
}Pasien berdiri tegak dan santai, pertengahan film/kaset/grid vertikal diatur setinggi Thoracal ke-6. Mid axillary line tubuh diatur pada pertengahan kaset (sumbu vertikal).
}Bahu yang dekat film menempel pada film/kaset/grid vertikal sebagai penopang/penyangga.
}Berat badan didistribusikan seimbang pada kedua kaki, bila salah satu kaki lebih pendek dari yang lain à diberi pengganjal yang sesuai.
}MSP tubuh parallel dengan bidang film.
}Kedua lengan lurus di depan tubuh (berpegangan pada standar infus), supaya bayangan costae tidak mengganggu gambaran vertebrae.
}Eksposi dilakukan pada saat ekspirasi dan tahan nafas atau pada saat bernafas biasa.
}CP/CR
}Sinar diarahkan pada mid axillary line tubuh setinggi Th 6-Th 7, ± 3 inci (8 cm) di bawah sternal angle (angulus sternalis).
}Bila collumna vertebrae tidak sejajar dengan bidang film (regio thoracal terbawah tidak diganjal), arah sinar diatur menyudut 100-150 cephalad/cranial.
}Bila collumna vertebrae benar-benar sejajar dengan bidang film (regio thoracal terbawah diganjal), arah sinar diatur vertikal/horisontal tegak lurus film.
}Supaya kualitas radiograf yang dihasilkan lebih baik, pada bagian posterior pasien dipasang lempengan timbal (lead absorber) sehingga radiasi hambur (dari objek) yang dihasilkan tidak sampai ke film.
}Proteksi radiasi dilakukan dengan memeasang apron di bagian pelvis untuk mengurangi dosis radiasi yang diterima gonad.
Kriteria
}Tampak profil lateral dari vertebra thoracal.
}Kedua bahu/shoulder overlap sehingga ketiga vertebra bagian atas tidak tampak jelas.
}Vertebra tampak jelas terproyeksi melalui bayangan costae dan paru-paru.
}Ke-12 vertebra thoracal tampak, thoracal bagian atas tidak tampak jelas, sehingga film dapat diatur lebih rendah supaya L1 dan L2 tampak.
}Costae bagian posterior saling superimposisi à menunjukkan bahwa tubuh pasien tidak rotasi.
}Kolimasi dibatasi secukupnya sehingga radiasi hambur yang diterima film menurun.


3. PROYEKSI OBLIK
Oblik 700
Tujuan  :  untuk melihat zygapophyseal joint/apophyseal joint/pars articularis thoracalis.
Dibuat 2 sisi kanan/kiri  
Ada 2,  yaitu :
}Oblik AP (rotasi posterior)
  Direkomendasikan oleh FUCHS à untuk melihat pars articularis thoracalis yang jauh dari film
}Oblik PA (rotasi anterior)
  Direkomendasikan oleh OPPENHEIMER à untuk menampakkan pars articularis thoracalis yang dekat dari film
POSISI TEGAK
}Dari posisi true lateral, tubuh pasien dirotasikan ke anterior (oblik PA) atau ke posterior (oblik AP)
}Rotasi tubuh diatur sehingga mid coronal plane membentuk sudut 700 terhadap bidang film (MSP membentuk sudut 200 terhadap bidang film)
}Mid film setinggi vertebra Thoracal ke-6.
}Collumna vertebra diatur pada pertengahan film, bahu yang dekat film menempel kaset sebagai penyangga.
}Pada posisi oblik PA (rotasi anterior), lengan yang dekat film ditekuk, punggung tangan menempel hip, lengan yang jauh dari film berpegangan pada ujung kaset.
}Pada posisi oblik PA (rotasi posterior), lengan yang jauh dari film menempel pada hip.
}Kedua bahu diatur simetris dan kepala tidak lateral.

POSISI RECUMBENT
}Pasien tidur miring, dari posisi true lateral tubuh pasien dirotasikan ke anterior/posterior sehingga coronal plane membentuk sudut 700 terhadap film.
}Bila pasien rotasi anterior, lengan yang dekat film lurus di belakang tubuh, lengan yang jauh dari film ditekuk di depan tubuh, tangan di bawah kepala atau di samping kepala.
}Bila pasien rotasi anterior, lengan yang dekat film lurus di belakang tubuh, lengan yang jauh dari film ditekuk di depan tubuh, tangan di bawah kepala atau di samping kepala.
CP/CR
}Horisontal/vertikal, tegak lurus film menuju mid film.
Kriteria
}Tampak profil oblik dari vertebra thoracal.
}Ke-12 vertebra thoracal tampak.
}Pada oblik PA (rotasi anterior) yang tampak adalah pars artikularis yang dekat film.
}Pada oblik AP (rotasi posterior) yang tampak adalah pars artikularis yang jauh film.


Oblik 450
Tujuan  :  untuk melihat persendian antara thoracal dengan costae.
Posisi Pasien
}Dari posisi true AP (baik erect maupun supine) tubuh pasien dirotasikan sejauh 450 ke arah anterior.
}Bila pasien supine, punggung diganjal dengan pengganjal non-opaque.
}Lengan dapat diatur di samping atau di atas kepala.
CP/CR
}Sinar diarahkan vertikal (bila pasien supine) atau horisontal (bila erect) tgeak lurus film pada 1 inci di bawah sternal angle setinggi mid clavicula yang jauh dari film.
Kriteria
}Artikulasi/persendian vertebra thoracal dengan cosate/ribs yang dekat film tampak.
}Apophyseal joint yang jauh dari film tampak.
}Tampak profil oblik AP dari vertebra thoracal.